Find Me..Like Me…
By. Ellena Han
Rate: T
Genre : Romance
Cast: Li Xu a.k.a Kim Ryewook n OC
Disclaimer: Im only own the story line, chara isn’t mine
~~happy reading~~
Tok..took….tokk….
Mungkin hanya mimpi…. Aerin kembali meringkuk dalam selimutnya.
Tookkk..tokk..tokk…
Suar itu lagi… Ya ampun..
Siapapun yang membuat suara sialan itu untuk mengganggunya tak akan dimaafkan. Aerin bangundari balik selimut, mengucek mata bulatnya sejenak, mencoba mengembalikan nyawanya yang belum sepenuhnya terkumpul.
Jam 5 pagi, what the….
Orang kurang kerjaan mana yang mengetuk pintu apartemennya pada pukul 5 pagi…?
Gadis itu kembali mengeluh perlahan, ketika ketukan yang kali ini mulai berubah menjadi pukulan berisik itu terdengar semakin keras. Sial….orang itu bisa membangunkan seluruh penghuni gedung, jika tidak berhenti mengetuk seperti itu.
Aerin turun dari ranjangnya, melangkah dengan sedikit menyeret kakinya. Dia bahkan sedang bermimpi indah tadi dan tidak begitu rela meninggalkan mimpinya bersama kekasihnya hanya demi sebuah ketukan pintu.
Tapi, yah…hal ini tetap harus dilakukan mengingat siapapun itu bisa menyebabkan keributan antar penghuni gedung.
Tangannya sudah hampir menyentuh pintu ketika ketukan itu sudah tak terdengar. Hening, membuat kening Aerin berkerut. Rasa anehnya sama seperti baru saja ada orang yang mematikan musik yang distle dengan volume keras.
Buka atau tidak..? Gadis itu masih termangu, menimbang apa yang sekiranya baik dia lakukan…buka atau tidak…?
Well…akhirnya tetap rasa penasarannya akan mengalahkan segalanya. Aerin membuka pintu depan dan yang pertama kali dia lihat adalah…kosong…
Ya kosong…alias tak ada atau bisa juga disebut nihil.
Kerutan di kening gadis itu semakin bertambah. Kosong…? Apa benar tadi dia hanya bermimpi..? Tapi, suara tadi…?
Kepalanya sibuk menoleh kekanan kekiri. Lorong di sepanjang kamarnya kosong tak ada seorangpun baik manusia atau bukan yang tampak berkeliaran di sana.
Kerutan didahi sekarang berganti menjadi kerucut bibir. Sial…sial…jadi, dia rela meninggalkan mimpi indahnya hanya demi orang sinting yang mengerjainya. Oh….brilliant…!
Aerin sudah berniat membanting pintu rumahnya ketika matanya menangkap sebuah amplop di bawah kakinya.
Nah…bisa di tebak jika rasa penasarannya tetap mengalahkan segalanya.
Di ambilnya amplop itu, tak ada nama pengirim, hanya sebuah kalimat singkat jika amplop itu memang untuknya.
Apa ini…? Surat cinta…? Atau surat tagihan atau sebuah pesan dari pengagum rahasia…?
Apapun itu, Ae berharap surat ini akan memberinya hal berguna karena sudah membuatnya bangun dari tidurnya yang nyaman.
Jarinya mengelus keliman amplop dan tersentak sedikit ketika lipatan itu terbuka dengan mudah. Sebuah kertas surat ungu muda tersembul keluar. Aerin membuka kertas itu dengan sedikit tak sabar. Barisan tulisan tangan rapi langsung menyapa penglihatannya. Huruf-huruf indah milik Ryeo nya… ya..tak salah..ini memang tulisan tangan kekasihnya itu. Tapi, untuk apa…kenapa kekasihnya itu tiba-tiba menulis surat untuknya..?
Sambil menahan tanya, Aerin mulai membaca satu demi satu kata yang terangkai.
Dear my lovely baby….
(astagaa..bagaimana bisa pipinya merona hanya dengan membaca satu kalimat ini saja..?)
Aku tahu, kau mungkin akan cemberut ketika menerima surat ini, maaf karena aku sudah mengganggu pagimu, Sayang…
(Aerin menggeleng pelan, terkikik sambil menutup mulutnya).
Tapi…aku janji, aku akan mengganti semua kerugianmu karena aku telah membuatmu bangun pagi….
(kali ini rona panas itu sudah sampai ketelinga Ae)
Hei..hei..jangan merona seperti itu, Love…
(“Aku tak merona Oppa…”, Aerin bermonolog, menggigit bibirnya menahan senyum.)
Jadi..seperti ini Love…aku punya satu permainan untukmu..apa kau mau…?
(kepala gadis itu mengangguk cepat)
Tapi..ini akan sedikit menguras tenaga, dan aku harap kau tak keberatan. Aku akan memberimu petunjuk, pertama pergilah ke toko kue di ujung jalan dan dapatkan apa yang akan kau temukan disana…
(Aerin sudah akan berlari saat itu juga ketika matanya menangkap kalimat Ryeo di paragraf terakhir)
Love…tentu kau tak akan lupa untuk mencuci muka lebih dulu kan…?
Sincerely..
Ryeo
.
.
.
.
Wajah Aerin sekarang sudah bisa disamakan dengan merahnya kepiting rebus. Kepalanya kembali sibuk mencari dan tetap nihil, tak ada tanda yang menunjukkan adanya kekasihnya disana.
Secepat kilat gadis cantik itu berlari ke kamar mandi, membersihkan diri, menggosok gigi, siapa tahu nanti Ryeo akan menciumnya, dan bergegas kembali lagi keluar apartemen, menuruni anak tangga, dua sekaligus sekali lompat.
Menormalkan sejenak nafasnya yang terengah, sebelum mengayuh sepedanya ke ujung jalan.
Sebuah toko kue. Toko kue langganannya dan Ryeo. Aerin ingat jika mereka berselisih pendapat, maka hanya perlu sepotong cheese cake dari toko ini untuk mendamaikan mereka.
Sepeda Ae berhenti tepat di depan toko, meneliti toko itu dari sudut ke sudut, mencoba mencari apa yang sekiranya bisa dia temukan.
Hingga mata bulatnya menangkap amplop yang sama, hanya kali ini lebih besar, terselip di pintu depan toko.
Dengan antusiasme yang berlebihan gadis itu meraihnya, membukanya dan menemukan surat ungu yang sama. Dan satu lagi, dengan sebuah huruf kertas besar.
Huruf W…? Untuk apa Ryeo memberinya huruf W.. ?
Mata Aerin kembali menyusuri surat di tangannya.
Wahh..kau cepat sampai Love…kau berhasil mendapatkan suratmu yang pertama, dan ini petunjuk kedua.
Bersepedalah 10 menit ke utara dan kau akan bertemu petunjuk selanjutnya..
Oh..jangan lupa bawa hurufnya Love..
.
.
.
.
.
Kerutan di dahi yang sempat hilang itu kembali. 10 menit…? Oh..baiklah…demi Ryeo akan dia lakukan.
Aerin kembali mengayuh sepedanya, ke utara, tepat 10 menit dari toko kue tadi.
Dan, sepedanya berhenti didepan sebuah Cafe.
Illusionist cafe.
Aerin ingat tempat ini, adalah tempat pertama kalinya dia bertemu Ryeo. Pertemuan tak sengaja 1 tahun lalu, ketika dia sedang sibuk meratapi patah hatinya.
Lagi-lagi Ae melihat amplop yang sama. Tanpa pikir panjang Aerin meraih kertas yang ada di dalamnya. Sebuah surat dan kali ini dengan huruf, 3 buah huruf lebih tepatnya.
“Sekali lagi selamat Love…kau menemukan tempat ini, tentu kau masih ingat tempat ini, bukan…?
Ya…tempat ini adalah tempat Tuhan mempertemukan kita untuk pertama kalinya, dan yeah..hal itu adalah hal yang akan selalu aku syukuri seumur hidupku. Dan well…karena kerja kerasmu kali ini aku akan memberimu 3 buah huruf.
(Aerin mengambil 3 huruf yang dia dapatkan, I L L)
Kau tahu Baby, 3 huruf ini adalah 3 huruf terdepan dari nama Cafe ini, dan aku harap kau juga tak akan pernah melupakan kenangannya…
Jadi, siap untuk petunjuk selanjutnya, Baby..?
Baiklah…bersepedalah lagi 15 menit ke barat dan…sampai jumpa disana…”
.
.
.
.
Aerin melipat kertas ungu muda itu dengan rapi, bergegas kembali melanjutkan perjalanannya.
Huruf-huruf ini, dia sudah mendapatkan 4. Huruf pertama W dan 3 huruf berikutnya I L L.
Will…? Will apa…? Apa yang sebenarnya ingin Ryeo katakan…?
Aarrrggghhh…
Sebelum rasa penasaran membuat kepalanya pecah, Aerin bergegas mengikuti petunjuk selanjutnya. Mengabaikan tetesan keringat yang mulai membasahi muka dan kaos yang dia pakai.
Ugghh….sungguh, jika bukan demi kekasihnya itu, jangan harap Ae akan rela melakukan ini semua.
Gadis itu menghentikan kayuhannya ketika tepat 15 menit. Sesuai petunjuk kekasihnya.
Dan…apa yang dia temukan justru semakin membuatnya tak mengerti.
Aerin berdiri diam di depan bangunan putih besar itu. Sebuah rumah sakit.
Oh….kalian jangan berfikir tentang hal buruk. Tidak..tidak…Ryeo nya tak ada disini.
Tunggu…sejak tadi dia sudah dibuat mengelilingi tempat-tempat yang merupakan tempat penuh kenangan bagi mereka. Atau bisa juga di katakan sebagai tempat favorit Ae dan Ryeo.
Pertama, toko roti tadi, lalu cafe tempat pertama kali mereka bertemu, dan sekarang rumah sakit ini.
Ingatan Ae mau tidak mau kembali pada kenangan itu. Ditempat inilah, Aerin menyadari jika Ryeo sangat berarti untuknya. Dia tak bisa kehilangan ataupun jauh dari pemuda itu, tak akan pernah bisa.
Saat itu, untuk pertama kalinya mereka bertengkar hebat, hingga mengakibatkan Ryeo nya menghilang entah kemana.
Aerin masih ingat juga ketika saat itu dia berusaha menekan rasa khawatirnya dan mengedepankan ego.
Entah siapa yang mengabarinya saat itu, yang jelas beberapa hari berikutnya Ae tahu jika ternyata Ryeo nya jatuh sakit. Ya..kekasihnya itu dirawat disini. Susah payah Aerin menahan dirinya untuk tak berlari saat itu juga menemui Ryeo.
Dan yeah…hasilnya sudah bisa di tebak bukan Aerin justru merasa semakin sakit. Dan satu malam itu dia menyerah, berlarian di sepanjang lorong rumah sakit dan menubruk tubuh Ryeo yang sedang tertidur. Membuat kekasihnya itu terlonjak kaget, tak lama karena pria itu justru semakin bingung melihat Aerin yang menangis tergugu di dadanya sambil menggumamkan kata maaf berkali-kali.
Ya…tempat ini..tempat yang mengingatkannya jika dia tak mau kehilangan Ryeo.
Aerin menyusuri taman rumah sakit itu, menyapukan pandangannya kesekeliling area yang dia ingat benar itu.
“Hei Nona…”
Langkah Aerin berhenti. Seorang perempuan paruh baya terlihat menghampiri dirinya.
“Iya Bibi…”
“Kau yang bernama Aerin…?”
Gadis itu mengangguk.
“Ada seseorang yang menitipkan ini untukmu…”
Aerin menerima amplop itu dengan tangan sedikit gemetar. Mengucapkan terimakasih pada Bibi yang tersenyum tulus untuknya itu.
Gadis itu menghempaskan tubuhnya ke bangku taman terdekat.
Hello lagi Love…
Wahh..kau sungguh hebat, bisa menemukan amplop ketiga ini dengan begitu cepat.
Aku tahu, kau tentu sudah paham dengan arti dari tempat ini kan…?
Benar…di tempat ini kita sama-sama belajar dan tahu jika kita tak bisa jika tak bersama. Aku masih ingat betul tangismu saat itu Love…
(Bibir Aerin mengerucut sebal)
Oh…oh..jangan mengerucutkan bibirmu Baby…atau aku tak akan tahan untuk tidak mengecupnya…
Dan karena kau telah berhasil, aku akan berikan satu lagi huruf untukmu..dan maukah kau sekali lagi mengikuti petunjukku…?
Bersepedalah lagi 10 menit ke selatan dan aku janji, kita akan bertemu disana…
.
.
.
.
.
Aerin memandang huruf yang kini ada di tangannya.
W I L L dan U…
Will U…? Will U apa…? Apa yang Ryeo inginkan darinya..? Will U…oh apakah mungkin…?
Tapi..tidak…tidak…
Aerin menggigit bibirnya, menggeleng kuat-kuat. Apapun itu akan dia ketahui nanti, yang harus dia lakukan sekarang hanya mengikuti semua petunjuk Ryeo.
Kayuh…dan kayuh lagi…sesekali mata Aerin melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, memastikan jika waktu yang dia gunakan akan tepat 10 menit sesuai petunjuk Ryeo.
Perjalanannya berakhir di Jehwangsan Park.
Oh…jadi, kekasihnya itu mengakhiri perjalanannya di sebuah taman…? Khas Ryeo..romantis sekali.
Aerin menuntun sepedanya, mencari bangku kosong untuk sekedar beristirahat dan menunggu Ryeo.
Gadis itu sibuk menolehkan kepalanya, mencari jika saja dia melihat Ryeo. Helaan nafas itu terdengar ketika matanya tak menangkap adanya kekasihnya itu dimanapun.
Kau dimana..?
Aerin membuka kembali 5 huruf yang dia kumpulkan. Will U… apa Oppa…apa yang kau ingin aku lakukan…?
10 menit berlalu, dan masih tak ada tanda jika Ryeo akan datang. Perasaan khawatir mau tak mau menyelinap di hatinya. Kemana Ryeo..?
Ponsel Ae bergetar pelan. Sebuah pesan gambar, dimana nama kontak kekasihnya sebagai subyek pengirim.
Jari jari Ae menggeser beberapa tombol.
Sebuah potret huruf M besar dengan kepala Ryeo menyembul di tengah-tengah lekuk bentuk huruf.
M…? Huruf selanjutnya adalah huruf M..?
Ae tersenyum simpul memandang kepala kekasihnya yang sedang tersenyum itu. Senyum polos Ryeo nya yang selalu membuat Ae tergila-gila.
Jadi…6 huruf sudah…
W I L L U dan M
Tapi apa…?
Aerin sudah akan membalas pesan itu ketika ponselnya kembali bergetar. Sebuah pesan gambar lagi, dari orang yang sama.
Sedikit antusias gadis itu membuka pesannya. Kali ini gambar sebuah novel. Ae tahu dan hafal benar jika novel itu adalah bacaan favoritnya.
Ryeo memfokuskan kamera pada judul novel itu hingga hanya terbaca huruf A R R Y nya saja.
Tunggu…
W I L L lalu U… M dan A R R Y…?
Will u mar…will u marry…
Oh God… mata bulat Aerin membola. Gadis itu membekap mulutnya dengan telapak tangannya. Astaga… tinggal satu kata lagi jika kalimat itu sesuai dengan apa yang Ae pikirkan, dan kali ini Ae yakin dirinya benar.
Ponsel Ae kembali berdenting dan here we come…
Pesan gambar itu terbuka. Bukan huruf atau tulisan, hanya sebuah foto tampan milik Ryeo.
Mau tak mau Aerin terkekeh pelan, mengabaikan butiran-butiran bening yang kini menuruni pipinya.
Lengkap…semua petunjuk itu kini sudah menjadi petunjuk lengkap, kalimat ‘Will U Marry’ dan foto diri Ryeo yang Ae artikan sebagai kata ‘Me’.
‘Will U Marry Me…?’
Aerin menekan tombol ponselnya, menempelkan benda kotak itu ke telinganya, menunggu sebentar sebelum sambungan itu terjawab.
“Oppa…”
“Morning, Love…”
Deg…
Aerin menjauhkan ponselnya ketika suara sapaan itu terdengar dekat sekali dengan telinganya. Ditambah hembusan nafas hangat dan lengan yang melingkari tubuhnya.
Dengan cepat gadis itu menolehkan kepalanya dan sesuatu yang lembut itu langsung menangkap bibirnya. Bibir Ryeo.
Ciuman itu tak berlangsung lama, tapi cukup untuk menyebarkan panas di seluruh wajah Aerin.
“Oppa…?”
“Yess Love…”
“Jadi ini…”
Ryeo memutar tubuh Ae, pemuda itu mengenggam kedua tangan gadisnya.
“Jadi…kau mau menikah denganku atau tidak…?”
“Atau tidak…?”
“Ku mohon jangan menjawab tidak…” Raut wajah Ryeo terlihat penuh khawatir.
“Kau memintaku menjawab ‘ya’, Oppa..?”
Ryeo berdecak kesal.
“Jawab saja, Sayang…”
“Aku…aku…aku…”
Ryeo mulai bergerak gelisah.
“Aku…tentu saja aku mau, Oppa…!!” Wajah Aerin sudah sama cerahnya dengan mentari pagi.
“Aku tak dengar, Love….”
“Oppa…!!” Aerin memukul pelan dada Ryeo, membuat pemuda itu menenggelamkan gadis itu dalam dekapannya.
“Ya Oppa…aku mau…jadikan aku Nyonya Ryeo, Oppa…miliki aku…”
Dua bibir itu kembali bertemu, kali ini dalam satu kecupan panjang yang akan mampu menyatukan semua.
Ryeo dan Ae tahu, jika ini bukanlah akhir dalam kisah mereka. Ini sebuah awal, sebuah awal indah untuk kisah mereka dalam satuan waktu yang lain.
Dan yeah…awal yang indah tentu akan menghasilkan perjalanan yang indah, bukan…??
****end****
Note:
Zengri kualie Didi n Mei mei ^^
Happy first Anniversaryyy ….bersemangatlah untuk perjalanan indah kalian berikutnyaaa ^^
Sorry for typos n gajeness.. *di tabok rame2
Diubuqi..Jiejie hanya mampu memberi ini sebagai hadiah…*bow..
Long last yaaa *kecup atu atu
Buat semua yg sudah membaca.. TERIMAKASIH BANYAK…!!!!
Paaaaiiii…see ya in another story ^^
–misshan–